Search Suggest

Sistem inventarisasi barang berbasis Arduino UNO dan ESP8266 menggunakan USB dengan user interface Web Online

Inventarisasi barang merupakan proses penting dalam manajemen operasional setiap organisasi, baik itu perusahaan, instansi pemerintah, maupun lembaga pendidikan. Proses ini tidak hanya melibatkan pencatatan barang yang ada, tetapi juga pemantauan dan pengelolaan stok secara keseluruhan. Dengan melakukan inventarisasi yang tepat, organisasi dapat memastikan bahwa ketersediaan barang selalu terjaga, menghindari kelebihan atau kekurangan stok, serta meminimalkan risiko kehilangan atau penyalahgunaan barang.

Sebuah karya dari Ghesid Alive Ramadhanta, Mohammad Rafi Prasetyo dan Lia Rahayu siswa TEI SMKN 1 Nglegok memberi solusi berbasis IoT memungkinkan perangkat untuk saling terhubung, berkomunikasi, dan berbagi data secara real-time, sehingga proses inventarisasi menjadi lebih efisien dan akurat. Dalam hal ini, penggunaan perangkat keras seperti Arduino dan modul ESP8266 menjadi pilihan yang tepat untuk membangun sistem inventarisasi yang terjangkau dan mudah diimplementasikan.

Gambar 1.1 Alat Inventarisasi Barang

TeFa TEI SMKN 1 Nglegok juga menghadirkan berbagai produk dan proyek Internet of Things (IoT) yang dirancang untuk kebutuhan pendidikan, riset, dan industri.

Fitur Utama:

1. Pengukuran Berat dengan Load Cell: Salah satu komponen penting dalam sistem ini adalah load cell yang digunakan untuk mengukur berat barang yang masuk. Setiap kali barang ditempatkan di atas load cell, sensor ini mengukur beratnya secara akurat.

2. Identifikasi dan Kategorisasi Barang: Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menambah atau mengelompokkan barang yang masuk sesuai dengan kategori tertentu. Dengan menyertakan Nama Barang, Jumlah Barang, dan Berat Barang.

3. Proses Pencatatan: Setelah load cell mengukur berat, sistem secara otomatis akan mengkonversi berat total menjadi jumlah barang. Misalnya, jika satu kotak berisi beberapa barang dan berat total kotak adalah 10 kg, maka dengan rata-rata berat per item, sistem akan menghitung dan mencatat jumlah barang yang sesuai.

4. Pengolahan Data dan Penyimpanan: Data yang tercatat akan disimpan dalam database atau cloud, sehingga pengguna dapat mengakses informasi inventaris kapan saja. Penyimpanan cloud ini memungkinkan akses yang lebih fleksibel dan aman dari berbagai perangkat, serta menghindari kehilangan data.

5. Proses Pencatatan: Setelah load cell mengukur berat, sistem secara otomatis akan mengkonversi berat total menjadi jumlah barang. Misalnya, jika satu kotak berisi beberapa barang dan berat total kotak adalah 10 kg, maka dengan rata-rata berat per item, sistem akan menghitung dan mencatat jumlah barang yang sesuai.

6. Pengolahan Data dan Penyimpanan: Data yang tercatat akan disimpan dalam database atau cloud, sehingga pengguna dapat mengakses informasi inventaris kapan saja. Penyimpanan cloud ini memungkinkan akses yang lebih fleksibel dan aman dari berbagai perangkat, serta menghindari kehilangan data.

7. User Interface: Notifikasi otomatis yang dikirimkan ke pengguna melalui Chat Bot Telegram setiap kali ada barang baru yang masuk adalah fitur penting untuk pemantauan inventaris yang lebih efisien.

8. Fungsi Notifikasi: Sistem dapat mengirimkan notifikasi kepada pengguna melalui Telegram Bot setiap kali barang baru terdeteksi. Notifikasi tersebut mencakup rincian seperti berat barang, kategori, dan jumlah barang yang baru saja dimasukkan.

9. Real-time Alerts: Dengan notifikasi yang langsung dikirimkan, pengguna bisa segera mengetahui status inventaris tanpa harus mengecek secara manual. Notifikasi ini sangat berguna untuk pengelolaan barang yang lebih cepat dan responsif.

Gambar 1.2 Tampilan Alat Jadi

Spesifikasi Teknis:

1. USB (Universal Serial Bus) adalah standar industri untuk koneksi perangkat keras yang memungkinkan pertukaran data antara komputer dan perangkat eksternal.

Gambar 1.3 USB

2.  Sensor Ultrasonik:  pada  gelombang  suara  dengan  frekuensi  yang lebih tinggi daripada batas atas pendengaran manusia, yang sekitar 20.000 Hz (20 kHz).

Gambar 1.4 Sensor Ultrasonik

3. Sensor Loadcell (sel beban) yang digunakan untuk aplikasi pengukuran gaya atau berat.

Gambar 1.5 Sensor Loadcell
4.  Arduino UNO adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328P yang  sering  digunakan  dalam  berbagai  proyek  elektronika  dan pemrograman.

Gambar 1.6 Arduino Uno

5. ESP8266 Jika menggunakan Wi-Fi atau Ethernet untuk mengirimkan data, Anda memerlukan modul tambahan seperti ESP8266 (Wi-Fi) atau Ethernet Shield untuk Arduino.

Gambar 1.7 ESP8266

5. Bahasa pemrograman adalah sistem notasi atau serangkaian instruksi yang dirancang untuk berkomunikasi dengan komputer guna membuat program perangkat lunak.

Block Diagram 

Gambar 1.8 Block Diagram
Alur Kerja:

Arduino Uno mendeteksi perubahan inventaris (barang masuk/keluar). ESP8266 mengirimkan data inventaris ke server atau Telegram Bot. Telegram Bot menampilkan status inventaris kepada pengguna atau memperbarui data inventaris berdasarkan perintah. Pengguna dapat memantau, menambah, atau mengurangi stok barang via Telegram, dan perubahan langsung tercermin dalam sistem. Dengan cara ini, Anda dapat mengelola dan memantau inventaris barang secara otomatis dan real-time hanya dengan menggunakan Arduino, ESP8266, dan Telegram.

Schematics Diagram

Gambar 1.9 Schematics Diagram

Wiring Diagram

Gambar 1.10 Wiring Diagram

Pengembangan Website untuk User Interface

Untuk meningkatkan skalabilitas dan efisiensi sistem inventarisasi barang berbasis Arduino UNO dan ESP8266, dilakukan pengembangan lebih lanjut dengan menambahkan sistem antarmuka pengguna berbasis web (web-based user interface) yang terhubung ke database MySQL. Pengembangan ini memanfaatkan Visual Studio Code sebagai editor pemrograman, PHP sebagai bahasa server-side scripting, dan phpMyAdmin yang dijalankan melalui XAMPP untuk simulasi dan pengujian lokal sebelum diunggah ke hosting.

Gambar 1.11 Tampilan database

Gambar 1.12 User Interface

Posting Komentar