Search Suggest

Alarm kebakaran Dengan Interface Telegram Controller Area Network

Alarm Kebakaran dengan Interface Telegram Karya Anang Septian, Bayu Putra Jatmiko dan Deni Prasetyo merupakan inovasi sistem peringatan dini yang dirancang untuk membantu petugas pemadam kebakaran dan masyarakat dalam mencegah serta merespons kejadian kebakaran dengan cepat. Sistem ini memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), menggunakan modul komunikasi modern dan sensor pendeteksi kebakaran yang bekerja secara otomatis.

Begitu terdeteksi adanya potensi kebakaran, sistem akan mengirimkan notifikasi langsung melalui aplikasi Telegram, sehingga pengguna dapat segera mengambil tindakan. Dengan cara ini, risiko kerugian dapat diminimalkan dan proses penanganan kebakaran menjadi lebih efisien.

Gambar 1.1. Project Alarm Kebakaran dengan interface Telegram (CAN)


Kunjungi dan temukan lebih banyak project di karya inovasi siswa TEI SMKN 1 Nglegok

Fitur Utama

Deteksi Kebakaran 

Sensor ini bekerja dengan cara mengukur intensitas cahaya pada spektrum inframerah (IR) yang dihasilkan oleh nyala api. Ketika sensor ini mendeteksi intensitas cahaya yang melebihi ambang batas tertentu, itu dianggap sebagai indikasi kebakaran atau asap yang tidak wajar. Sensor ini dapat ditempatkan di berbagai lokasi yang memerlukan deteksi, seperti dapur, ruang tamu, atau area berisiko lainnya.

Pemberitahuan Melalui Telegram

Ketika sistem mendeteksi kebakaran, perangkat akan menggunakan modul ESP8266 (NodeMCU) yang terhubung ke internet untuk mengirim pemberitahuan secara real-time melalui aplikasi Telegram. Pesan pemberitahuan ini akan dikirimkan ke para petugas pemadam kebakaran dan masyarakat yang telah terhubung dengan bot Telegram yang dibuat khusus untuk sistem ini. Pesan tersebut dapat berisi informasi tentang lokasi kebakaran, intensitas kebakaran, dan instruksi apa yang harus dilakukan sebagai respons terhadap kebakaran.

Alarm Suara

Selain pemberitahuan melalui Telegram, sistem juga menggunakan buzzer untuk menghasilkan alarm suara. Ketika terdeteksi kebakaran, buzzer akan berbunyi dengan keras dan terus menerus untuk memberi tahu orang-orang di sekitarnya tentang adanya kebakaran.

Koneksi Internet

Modul ESP8266 (NodeMCU) memainkan peran penting dalam menjaga koneksi internet. Modul ini terhubung ke jaringan Wi-Fi lokal atau hotspot dan memungkinkan perangkat untuk terhubung ke internet. Koneksi internet ini diperlukan agar sistem dapat mengirimkan pemberitahuan secara real-time melalui aplikasi Telegram. Dengan koneksi internet yang stabil, sistem dapat beroperasi dengan efisien dalam mendeteksi dan memberikan peringatan kebakaran.


Spesifikasi Teknis

1. Arduino Nano

Arduino Nano adalah papan kecil papan mikrokontroler open-source dan papan tunggal berbasis teknologi Microchip ATmega328P yang dirilis pada tahun 2008. Ini menawarkan konektivitas dan spesifikasi papan Arduino Uno yang sama dalam faktor bentuk yang lebih kecil.

Gambar 1.2. Arduino Nano

2. ESP32

ESP32 adalah sebuah mikrokontroler berkinerja tinggi yang dikembangkan oleh perusahaan Espressif Systems. Ini adalah penerus dari ESP8266, yang terkenal dalam dunia IoT (Internet of Things) karena kemampuannya untuk terhubung ke jaringan Wi-Fi dengan biaya yang rendah. NodeMCU adalah salah satu varian modul berbasis ESP32 yang sangat populer. 

Gambar 1.3. ESP32 Node MCU

3. Modul MCP2515

MCP2515 adalah sebuah kontroler antarmuka yang digunakan untuk menghubungkan mikrokontroler dengan kontroler area jaringan (CAN, Controller Area Network). Protokol CAN digunakan secara luas dalam kendaraan otomotif dan sistem industri untuk mengizinkan berbagai perangkat elektronik berkomunikasi satu sama lain tanpa menggunakan prosesor yang sangat mahal.

Gambar 1.4. Modul CANBUS MCP2515

4. Flame Sensor

Flame sensor (sensor nyala api) adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan nyala api atau panas berlebih yang mungkin menunjukkan adanya kebakaran. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi sinar inframerah yang dihasilkan oleh nyala api.

Gambar 1.5. Flame Sensor KY 026

5. Pin Header

Pin Header adalah sejenis konektor elektronik yang digunakan untuk menghubungkan berbagai komponen elektronik, seperti papan sirkuit cetak (PCB), modul mikrokontroler, sensor, dan perangkat elektronik lainnya. Pin header terdiri dari sejumlah pin logam (biasanya berbentuk silinder atau persegi panjang) yang tersusun dalam baris-baris paralel.

Gambar 1.6. Pin Header

7. Adaptor 5V

Adaptor 5V adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah atau menstabilkan tegangan listrik dari sumber daya utama menjadi tegangan 5 volt yang diperlukan untuk mengoperasikan perangkat elektronik. Adaptor ini biasanya digunakan untuk menyediakan daya atau catu daya pada berbagai perangkat elektronik, seperti ponsel, tablet, perekam video, kamera digital, dan banyak perangkat lainnya.

Gambar 1.7. Adaptor 5V

8. Buzzer 5V

Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi. Buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah tegangan listrik dengan taraf tertentu sesuai dengan spesifikasi bentuk dan ukuran buzzer elektronika itu sendiri. Pada umumnya, buzzer elektronika ini sering digunakan sebagai alarm karena penggunaannya yang cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi yang dapat didengar manusia.

Gambar 1.8. Buzzer 5V


Block Diagram 

Gambar 1.9. Block Diagram Transmitter


Gambar 1.10. Block Diagram Receiver

                                                                                               

Schematics Diagram

Gambar 1.11. Schematics Diagram Transmitter 


3D View

Gambar 1.12. 3D View PCB Board Alarm Kebakaran (CAN)


Gambar 1.13. 3D View PCB Board Alarm Kebakaran Otomatis (CAN)


Wiring Diagram 

Gambar 1.14. Wiring Diagram Alarm Kebakaran Otomatis (CAN)

User Interface

Gambar 1.15. Tampilan Bot pada Aplikasi Telegram


User Manual Guide


1. Pasang Alat dengan Benar:

  • Diagram Koneksi yang Teliti
Diagram ini harus menggambarkan dengan jelas bagaimana setiap komponen terhubung satu sama lain. Ini adalah panduan kunci untuk memasang alat dengan benar.
  • Pemeriksaan Kabel
Pastikan tidak ada kabel yang terlilit atau terjepit yang dapat merusak kabel dan mengganggu alat.
  • Konektor yang Kuat
Pastikan semua konektor atau penghubung kabel terpasang dengan kuat.
  • Penempatan yang Tepat
Selain menghubungkan kabel dengan benar, pastikan bahwa setiap komponen dipasang atau ditempatkan sesuai dengan rencana. 
  • Isolasi dan Perlindungan
Pastikan kabel dan konektor dilindungi dengan baik. Ini melibatkan penggunaan selotip isolasi atau pelindung kabel jika diperlukan untuk menghindari kontak yang tidak diinginkan atau kerusakan fisik.
  • Rapikan Kabel
Kabel yang tertata dengan baik akan membuat instalasi tampak lebih profesional dan mengurangi risiko kerusakan.
  • Periksa Hubungan Listrik
Periksa tegangan listrik yang digunakan oleh perangkat dan cocokkan dengan sumber daya listrik.
  • Pemeriksaan Keselamatan
Ini termasuk menghindari kabel yang terpapar, mengamankan kabel ke dinding atau langit-langit dengan benar, dan menghindari sumber panas atau bahan mudah terbakar.

2. Sumber Daya
  • Pastikan Daya yang Cukup
Pastikan bahwa Arduino Nano dan ESP32 memiliki sumber daya yang cukup untuk berfungsi dengan baik. 
  • Pemantauan Daya
Sistem kebakaran otomatis harus selalu siap beroperasi, dan pemantauan terhadap ketersediaan daya sangat penting.
  • Cek Kabel dan Konektor
Periksa kabel daya dan konektor dengan seksama. Pastikan tidak ada kabel yang rusak, terkelupas, atau terjepit yang dapat mengganggu pasokan daya.

3. Menerima Pesan di Telegram
  • Konfigurasi Bot Telegram
Pastikan bahwa Anda telah mengkonfigurasi bot Telegram dengan benar dan memasukkan token API bot ke dalam program ESP32.
  • Pengecekan Koneksi Internet
Periksa kualitas sinyal Wi-Fi atau jaringan seluler. Koneksi internet yang buruk dapat menghambat pengiriman pesan peringatan.

4. Tindakan Darurat:
  • Tetap Tenang
Saat menerima pesan peringatan, tetap tenang. Panik hanya akan mengganggu reaksi darurat yang efektif.
  • Peringatan kepada Keluarga
Segera peringatkan anggota keluarga lainnya tentang bahaya kebakaran. Gunakan kata-kata yang tegas dan jelas. Ingatkan mereka untuk tetap tenang dan segera keluar dari bangunan.
  • Evakuasi yang Terarah
Pastikan semua orang tahu jalur yang harus diikuti dan di mana titik pertemuan yang aman.
  • Tidak Mencoba Memadamkan Api
Ingatkan anggota keluarga untuk tidak mencoba memadamkan api sendiri kecuali jika mereka memiliki pelatihan dan peralatan pemadam yang sesuai.

5. Hentikan Alarm Setelah Keadaan Aman:
  • Pastikan Keselamatan Terlebih Dahulu
Setelah semua orang telah dievakuasi dan situasi kembali aman, pastikan keselamatan pribadi tetap menjadi prioritas utama.
  • Matikan Alarm dengan Aman
Jika perlu, matikan alarm dan hentikan bunyian buzzer. Pastikan bahwa tindakan ini diambil dengan hati-hati dan aman.

6. Pemeliharaan dan Uji Coba Berkala: 
  • Uji Sensor Asap
Lakukan uji coba berkala pada sensor asap untuk memastikan bahwa sensor merespons dengan baik ketika terkena asap atau uap asap.
  • Periksa Koneksi CAN bus
Pastikan bahwa komunikasi CAN bus antara Arduino Nano dan ESP32 berjalan dengan baik. Uji koneksi dan komunikasi secara berkala untuk memastikan bahwa sistem tetap berfungsi dengan baik.

Membuat Bot API di Telegram

Langkah 1:

1. Buka aplikasi Telegram di perangkat Anda

Gambar 1.16. Buka APK Telegram

2. Di layar pencarian, ketik "BotFather" di bidang pencarian di bagian atas layar. BotFather adalah bot resmi dari Telegram yang memungkinkan Anda membuat bot khusus.

Gambar 1.17. Cari BotFather

3.Anda akan melihat hasil pencarian yang mencakup BotFather. Ketuk pada hasil tersebut untuk memulai percakapan dengan BotFather.

Gambar 1.16. BotFather

Langkah 2:

1.Setelah Anda membuka percakapan dengan BotFather, Anda dapat memulai proses pembuatan bot dengan mengirimkan perintah /newbot.

Gambar 1.17 Percakapan BotFather

BotFather akan merespons dengan pesan selamat datang dan meminta Anda memberi nama untuk bot Anda.

Langkah 3:

1. Setelah menerima perintah /newbot, BotFather akan meminta Anda memberi nama untuk bot Anda. Anda dapat memilih nama unik yang sesuai dengan bot Anda.

Gambar 1.18 Perintah BotFather

Setelah Anda memberi nama bot, BotFather akan meminta Anda memberi nama pengguna (username) untuk bot Anda. Nama pengguna bot harus berakhir dengan kata "bot" dan harus unik (tidak boleh ada bot lain dengan nama pengguna yang sama). BotFather akan memvalidasi nama pengguna yang Anda pilih.

Langkah 4:

1. Setelah Anda memberi nama pengguna bot, BotFather akan mengonfirmasi pembuatan bot dan memberikan Anda token bot. Simpan token ini dengan aman karena Anda akan memerlukannya untuk mengakses Bot API.

Gambar 1.19 Token BotFather


Setelah Anda selesai membuat bot dengan BotFather, Anda akan diberikan token bot. Token ini adalah kunci akses untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan bot Anda.Token ini nantinya akan dimasukkan ke dalam program ESP32 yang telah saya cantumkan di atas. Pastikan Anda menyimpan token ini dengan aman dan jangan memberikannya kepada orang lain, karena dengan token ini seseorang dapat mengontrol bot Anda.

Posting Komentar