David Narisma Yudha dan M. Niko Nur Cahyono siswa TEI SMKN 1 Nglegok angkatan 13 berhasil membawa mendali emas pada ajang lomba IoT (Internet of Things) International Modern Robotic Olympiad (IMRO) 2023 yang diselenggarakan pada tanggal 14-16 Oktober 2023 di STKIP Modern Ngawi. Mereka berhasil mendapatkan mendali emas dengan project luar biasa yang telah mereka buat yaitu "JIIS: JAKARTA Integrated IoT Strategy (Enhancing Air Quality , Mitigation Heat , and Managing pollution)".
Ketua tim, M. Niko Nur Cahyono mengatakan tujuan dan manfaat dari dibuatnya project ini. "Jakarta Integrated IoT Strategy dibuat dengan tujuan utama yaitu untuk mengembangkan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah kualitas udara di Jakarta, yang membahayakan kesehatan penduduk dan menurunkan kualitas hidup mereka. Adapun manfaat utamanya adalah seperti peningkatan kualitas udara, dampak kesehatan yang lebih baik, kerugian ekonomi, dan pemulihan udara sejuk" Jelas Niko.
Kemenangan ini tentu bukan hal yang instan. Niko dan David sudah mempersiapkan proyek "JIIS" selama berbulan-bulan, mulai dari riset, perancangan sistem, hingga uji coba di lapangan. Semua proses itu mereka jalani di sela-sela kegiatan belajar di sekolah.
“Sempat beberapa kali gagal waktu uji coba sensor, tapi kami terus perbaiki sampai benar-benar stabil,” kata David, yang bertugas sebagai teknisi utama dalam proyek ini.
Sementara itu, Niko sebagai ketua tim lebih banyak mengatur alur kerja dan mengembangkan strategi pengumpulan serta analisis data. Kombinasi kemampuan teknis dan manajerial inilah yang membuat tim mereka solid hingga berhasil membawa pulang medali emas.
Proyek ini menggunakan beberapa perangkat IoT seperti sensor kualitas udara, suhu, dan kelembapan, yang semuanya terhubung ke platform digital. Dari situ, data bisa dipantau secara langsung dan digunakan untuk menganalisis kondisi lingkungan di suatu area, terutama di kota besar seperti Jakarta.
Pihak sekolah menyambut baik prestasi ini. Menurut guru pembimbing mereka, Pak Elga, pencapaian ini bukan hanya soal medali, tapi juga menunjukkan bahwa siswa SMK bisa berkontribusi nyata lewat teknologi.
“Kami harap ke depannya proyek seperti ini bisa dikembangkan lebih jauh, bahkan mungkin bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah atau start up teknologi,” kata Pak Elga.
Kini, Niko dan David berencana untuk terus menyempurnakan proyek JIIS agar bisa digunakan dalam skala yang lebih luas. Mereka juga berharap bisa menginspirasi teman-teman lain untuk tidak takut mencoba dan berinovasi.“Langkah awal itu yang terpenting. Tidak harus sempurna sejak awal, yang penting terus belajar dan berkembang dari setiap proses,” ujar Niko.


